Albert Leornes Greene, juga dikenal sebagai Al Green, adalah salah satu penyanyi soul terhebat sepanjang masa. Dengan lebih dari 30 album yang direkam selama lebih dari empat dekade, karya Green memberinya reputasi yang membawanya masuk ke Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 1995.
nGreen adalah penyanyi yang hidup dan serba bisa. Dari balada patah hati hingga lagu-lagu menari yang dipenuhi sugesti, dia adalah penyanyi yang akan mengajak Anda dalam pengalaman berbeda setiap kali Anda memilih untuk terjun. Secara vokal, Green menawarkan keragaman yang tidak henti-hentinya. Setiap lagu terasa seperti sebuah kurasi yang cermat, dan meskipun elemen tematik dari musiknya dapat luas, lagu-lagu individu bisa terasa pribadi. Setiap album memiliki disposisi uniknya sendiri, identitasnya yang kokoh. Green sangat percaya diri dan yakin. Akibatnya, ia menciptakan album yang merupakan perwujudan musik dari sifat-sifat kepribadiannya ini.
nAnda tidak bisa disalahkan karena tidak tahu harus mulai dari mana dengan katalog back dari duta soul ini. Jangan takut, keindahan Green yang sudah tua adalah bahwa setiap album akan menawarkan sesuatu yang dapat dinikmati. Cinta, patah hati, dan sering kali keinginan, diungkapkan untuk kita dengar melalui lagu-lagu yang ditulis dengan baik secara konsisten. Terkadang halus, terkadang kasar, terkadang funky — ada benar-benar sesuatu untuk semua orang dalam persenjataan Al Green.
Album pertamanya dengan HI Records, Green Is Blues, adalah kumpulan cover yang berteriak potensi. Album ini adalah rekaman yang disederhanakan tentang apa yang mampu dilakukan Al Green. Ini kasar, tetapi itu sama sekali bukan masalah. Selain musik, album ini menciptakan hubungan paling penting yang akan dimiliki Green dalam karir musiknya: hubungan dengan produsernya, Willie Mitchell. Green berbicara tentang pertemuannya yang pertama dengan Mitchell dalam dokumenter The Gospel, According to Al Green dan tertawa tentang fakta bahwa ketika Mitchell memberitahunya bahwa akan membutuhkan waktu dua tahun untuk menjadi bintang, ia pergi.
\nAkhirnya, Mitchell \"membujuknya\" dan Green Is Blues lahir. Dengan cover dari The Beatles, Heyward, Gershwin, dan Jerry Butler, album ini berfungsi sebagai papan suara untuk Mitchell. Seolah-olah Mitchell telah memilih beragam cover yang paling luas agar bisa mengenal suara Green dan apa yang bisa dilakukannya.
Luke Pybus is a freelance writer and vinyl obsessive from Cardiff, Wales. Usually found shoulder deep in a box of records, or with a hot coffee writing about them.
Exclusive 15% Off for Teachers, Students, Military members, Healthcare professionals & First Responders - Get Verified!